RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP / MTs
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Kelas/
Semester : VIII/ 2
Aspek : Menulis Puisi
Alokasi
Waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Menulis
Mengungkapkan
pikiran dan perasaan dalam puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
Menulis puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan
C. Indikator
1. Kognitif
a. Produk
1)
Menulis lima contoh judul antologi puisi yang
termasuk karya sastra baru.
2)
Menuliskan pengertian puisi.
3)
Menuliskan
kembali perasaan penyair yang terkandung dalam puisi.
4)
Menulis
puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan.
b. Proses
1)
Menganalisis
unsur-unsur fisik puisi berupa tipografi
2)
Menganalisis
unsur-unsur fisik puisi berupa diksi
3)
Menganalisis
unsur-unsur fisik puisi berupa imaji
4)
Menganalisis
unsur-unsur fisik puisi berupa kata konkret
5)
Menganalisis
unsur-unsur fisik puisi berupa bahasa figuratif
6)
Menganalisis
unsur-unsur fisik puisi berupa bahasa versifikasi
7)
Menganalisis
unsur-unsur batin puisi berupa tema
8)
Menganalisis
unsur-unsur batin puisi berupa perasaan
9)
Menganalisis
unsur-unsur batin puisi berupa nada
10) Menganalisis unsur-unsur batin puisi berupa amanat
2. Psikomotor
1) Menceritakan kembali isi
puisi dengan bahasa sendiri
3. Afektif
a.
Karakter
1)
Bekerja sama
2)
Berlaku jujur
3)
Bertanggung jawab
4)
Bersikap apresiatif
b. Keterampilan sosial
1)
Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar
2)
Menyumbang ide
3)
Menjadi pendengar yang baik
4)
Membantu teman yang mengalami kesulitan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Produk.
1)
Menulis lima contoh judul antologi puisi yang
termasuk karya sastra baru.
2)
Menuliskan pengertian puisi.
3)
Menuliskan
kembali perasaan penyair yang terkandung dalam puisi.
4)
Menulis
puisi bebas dengan memerhatikan unsur persajakan.
b. Proses
Siswa diberikan video pembacaan
puisi. Selanjutnya, siswa diharapkan dapat
menganalisis:
1)
unsur-unsur
fisik puisi berupa tipografi
2)
unsur-unsur
fisik puisi berupa diksi
3)
unsur-unsur
fisik puisi berupa imaji
4)
unsur-unsur
fisik puisi berupa kata konkret
5)
unsur-unsur
fisik puisi berupa bahasa figuratif
6)
unsur-unsur
fisik puisi berupa bahasa versifikasi
7)
unsur-unsur
batin puisi berupa tema
8)
unsur-unsur
batin puisi berupa perasaan
9)
unsur-unsur
batin puisi berupa nada
10) unsur-unsur batin puisi berupa amanat
2. Psikomotor
1) Siswa dapat menceritakan kembali perasaan penyair yang terkandung dalam puisi dengan
bahasa sendiri.
3. Afektif
a. Karakter
Siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku seperti kerja sama, jujur, bertanggung jawab,
dan apresiatif.
b.
Keterampilan sosial
Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memperlihatkan kemajuan dalam keterampilan bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide, menjadi pendengar yang baik, dan membantu teman yang
mengalami kesulitan.
E. Materi Pembelajaran
1. Jenis karya sastra
2. Pengertian puisi
3. Ciri-ciri puisi sebagai karya sastra
4. Unsur-unsur fisik dan batin dalam sebuah puisi
5. Menyimpulkan perasaan
penyair yang terungkap dalam puisi
6.
Contoh video pembacaan puisi.
F. Pendekatan, Metode, dan
Media Pembelajaran
Pendekatan : Komunikatif
Metode :
Inquiry Training
Media : Audiovisual
G.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1.
Kegiatan Awal
a.
Guru mengucapkan salam dan menanyakan kehadiran siswa.
b.
Guru mengondisikan dan memotivasi siswa agar siap
menerima materi pelajaran.
c.
Guru menyampaikan SK dan KD yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
d.
Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai
puisi yang sudah diketahui siswa.
2. Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
a. Siswa dibagi
dalam kelompok belajar (tim) yang beranggotakan 4-5 orang secara acak. Pembagian
kelompok belajar ini berdasarkan jenis kelamin, absensi, dan prestasi akademik.
Setelah terbentuk menjadi beberapa tim, tim tersebut mendiskusikan materi yang
telah diberikan pada saat penyajian kelas.
b. Siswa
mendengarkan materi menulis puisi melalui media LCD.
c. Guru
memberitahukan bahwa metode yang digunakan dalam pembelajaran yakni inquiry training dan menjelaskan
langkah-langkahnya.
d.
Guru menayangkan video rekaman pembacaan puisi yang
berjudul Diponegoro karya Chairil
Anwar melalui LCD.
e. Guru membagikan teks puisi, lalu tiap kelompok
membacanya.
f. Tiap-tiap kelompok mencermati puisi, mengidentifikasi
ciri-cirinya, dan menentukan unsur fisik dan batinnya.
g. Siswa
dihadapkan pada situasi membingungkan (teka-teki) yang telah dirancang oleh
guru sebelumnya.
h. Siswa
menggali informasi tentang pembacaan puisi yang mereka alami dari kegiatan sebelumnya sampai pada saat proses
pembelajaran berlangsung (verifikasi).
i. Guru
memperkenalkan kepada siswa suatu unsur baru pada situasi tertentu untuk
menunjukkan bahwa suatu peristiwa dapat terjadi secara berbeda.
j. Siswa
merumuskan penjelasan atau peristiwa yang dialaminya. Penjelasan diberikan oleh
beberapa siswa kepada guru. Dengan demikian akan diperoleh beberapa penjelasan
yang satu sama lain dapat mendukung sehingga menghasilkan suatu penjelasan yang
lengkap.
k. Siswa
menganalisis proses penelitian yang telah mereka lakukan. Pada tahap ini, siswa
diminta menganalisis pola penelitian yang mereka lakukan terhadap unsur-unsur
fisik dan batin yang terkandung dalam puisi. Tahap ini penting sekali dilakukan
karena penelitian ini menginginkan agar siswa dapat menyadari betul proses
penelitian yang dilakukan secara sistematis dan guru telah mengajarkan kepada
mereka menggunakan cara-cara yang lebih efektif.
b)
Elaborasi
a. Siswa
dalam kelompoknya menentukan makna dan perasaan penyair yang terkandung dalam
puisi tersebut.
b. Siswa
menyimpulkan hasil diskusi kelompokya mengenai pementasan tersebut.
c.
Setelah
selesai diskusi kelompok, wakil kelompok menyampaikan hasil analisisnya di
depan kelas, kemudian dibahas bersama-sama.
d.
Siswa
secara berkelompok menceritakan kembali puisi dengan bahasanya sendiri
menggunakan media gambar yang sudah
dipersiapkan guru.
e.
Guru menugaskan siswa untuk menulis sebuah puisi bebas berdasarkan
tema yang telah ditentukan dengan memerhatikan tema, amanat, diksi, dan
struktur dalam karyanya. Tema dapat dilihat dan dipilih siswa dalam slide-slide
yang ditampilkan melalui LCD.
f.
Siswa mendapatkan lembar kertas untuk
menulis puisi. Setiap siswa, mendapat satu lembar kertas. Hal ini akan
mendorong mereka agar bekerja secara individu dan mempraktikkan materi yang
mereka dapat pada saat penyajian kelas.
g.
Siswa diberikan waktu untuk menilai kemampuan
menulis puisi mereka setelah proses pembelajaran berlangsung.
h.
Siswa
mengumpulkan hasil kerjanya.
c)
Konfirmasi
a.
Siswa
menyimpulkan pengertian puisi, ciri-ciri, dan unsur-unsur fisik dan batin
berdasarkan rumusan seluruh kelompok.
b.
Simpulan siswa dikonfirmasi guru.
c.
Kelompok lain memerhatikan pembacaan hasil diskusi dan guru
memberi nilai.
3.
Kegiatan Akhir
a.
Siswa
bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
b.
Siswa dan guru merefleksi proses
belajar melalui model inquiry training dan penggunaan media
audiovisual serta meminta
siswa agar dalam pertemuan selanjutnya menyiapkan
sebuah tema untuk dikembangkan menjadi sebuah puisi.
H. Sumber dan Media
Pembelajaran
1.
Sumber bahan
a. Arifin, Syamsir. 2001. Kamus Sastra Indonesia. Padang: Angkasa Raya.
b. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
c. Nurhadi, dkk. 2007. Bahasa
dan Sastra Indonesia JIlid 2 SMP Kelas VIII (hlm. 116-119 dan 176-183).
Jakarta: Erlangga
2. Media
a. LCD
b. Laptop
c. Video pembacaan puisi berjudul Diponegoro
d. Teks puisi.
3. Alat Pelajaran : Papan tulis dan spidol
I. Penilaian
Penilaian Hasil Belajar
LP 1a. Kognitif Produk
Soal :
1. Sebutkan lima contoh judul antologi puisi yang
termasuk ke dalam
karya sastra baru!
2. Jelaskan pengertian puisi!
3. Identifikasikanlah ciri-ciri fisik dan batin puisi
sebagai karya sastra baru!
4. Buatlah sebuah puisi bebas dengan memerhatikan unsur
persajakan!
LP 1b. Kognitif Proses
5. Analisislah unsur-unsur fisik dan batin dalam puisi Diponegoro karya Chairil Anwar!
RUBRIK PENILAIAN SOAL
NO.1-3 LP 1a. KOGNITIF PRODUK
Indikator
|
Skor Maksimal
|
Skor Penilaian
|
|
Oleh Siswa
|
Oleh Guru
|
||
Ketepatan menyebutkan 5 contoh puisi yang termasuk karya sastra baru
|
10
|
||
Ketepatan menjelaskan pengertian puisi
|
10
|
||
Ketepatan menyebutkan ciri-ciri fisik dan batin puisi
|
10
|
||
Total Skor
|
30
|
RUBRIK PENILAIAN SOAL NO.4 LP 1a. KOGNITIF PRODUK
No.
|
Nama
|
Kriteria
Penilaian Penulisan Puisi
|
Jumlah
(100)
|
||||
Tema
(0-15)
|
Amanat
(0-20)
|
Diksi
(0-30)
|
Struktur
(0-20)
|
Orisinalitas
(0-15)
|
|||
1.
|
|||||||
2.
|
|||||||
3.
|
|||||||
4.
|
|||||||
5.
|
|||||||
Jumlah
|
|||||||
Nilai
rata-rata
|
Keterangan
Pemberian Nilai Soal No. 4 LP 1a.
No.
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
1.
|
Tema
* Baik
Tema diungkapkan dengan jelas, urutan
penyampaiannya logis, dan tertata dengan baik.
* Cukup
Tema yang diungkapkan, urutan penyampaian
dan penataannya cukup jelas dan logis.
* Kurang
Tema yang disampaikan, urutan penyampaian
dan penataannya kurang jelas dan logis.
|
11-15
0-5
|
|
2.
|
Amanat
* Baik
Makna yang disampaikan sangat jelas karena
memiliki kesepanadan, kesatuan, dan kesejajaran bentuk. Maksud yang diterima
oleh pembaca sama dengan maksud yang disampaikan oleh penulis
* Cukup
Makna yang disampaikan cukup jelas walaupun
hasilnya kurang memiliki kesepadanan, kesatuan, dan kesejajaran bentuk,
sehingga terkadang membingungkan pembaca. Amanat yang diinginkan penulis
terhadap pembacanya cukup tercapai.
* Kurang
Makna yang disampaikan kurang jelas
sehingga hasilnya kurang memiliki kesepadanan, kesatuan, dan kesejajaran
bentuk yang membingungkan pembaca. Amanat yang diinginkan penulis terhadap
pembacanya kurang tercapai.
|
14-20
|
|
3.
|
Diksi
* Baik
Bahasa
yang digunakan mampu menjaga ketegangan antara kebebasan diksi dengan
keterkaitannya terhadap realitas (benda, sifat, dan keadaan) dalam
berkomunikasi sehingga informasi dalam puisi tersebut mulai dari awal sampai
akhir berhubungan sepenuhnya.
* Cukup
Bahasa yang digunakan cukup mampu menjaga
ketegangan antara kebebasan diksi dengan keterkaitannya terhadap realitas
(benda, sifat, dan keadaan) dalam berkomunikasi hanya saja masih terdapat
beberapa kesalahan.
* Kurang
Bahasa yang digunakan kurang mampu menjaga
ketegangan antara kebebasan diksi dengan keterkaitannya terhadap realitas
(benda, sifat, dan keadaan) dalam berkomunikasi dan puisi yang ditulis tidak
berhubungan sama sekali.
|
21-30
11-20
0-10
|
|
4.
|
Struktur
* Baik
Pengungkapan
gagasan dapat dipahami pembaca melalui musikalitas (irama), korespondensi,
dan tipografi yang sesuai dengan amanat yang disampaikan.
* Cukup
Kadang-kadang terjadi kesalahan dalam
penggunaan pola musikalitas (irama), korespondensi, dan tipografi tetapi
tidak mengganggu komunikasi
* Kurang
Penggunaan pola musikalitas (irama),
korespondensi, dan tipografi kebanyakan kurang tepat sehingga mengganggu
proses komunikasi.
|
14-20
8-13
0-7
|
|
5.
|
Orisinalitas
* Baik
Keaslian
ide penyair dalam menciptakan karyanya sebagai identitas diri terlihat dari
reaksi moral, intelektual, dan emosionalnya terhadap peristiwa-peristiwa yang
terjadi di sekitarnya.
* Cukup
Keaslian
ide penyair dalam menciptakan karyanya sebagai identitas diri cukup terlihat
dari reaksi moral, intelektual, dan emosionalnya terhadap peristiwa-peristiwa
yang disampaikan. Sehingga ada kecenderungan beralih pada pokok lain yang
lebih banyak ditulis orang lain.
* Kurang
Keaslian
ide penyair dalam menciptakan karyanya sebagai identitas diri kurang terlihat
dari reaksi moral, intelektual, dan emosionalnya terhadap peristiwa-peristiwa
yang terjadi di sekitarnya. Kecenderungan besar terjadi proses plagiat dalam
karyanya.
|
11-15
|
Setelah itu, nilai
akhirnya dapat dihitung dengan rumus:
Jumlah Skor Siswa
Nilai Akhir (NA) = X 100 = ………
Jumlah Skor Maksimal
Adapun skor untuk menentukan bahwa siswa memahami
kemampuan menulis puisi, yaitu:
Skor 86-100 : (A)
Sangat baik
Skor 71-85 :
(B) Baik
Skor 56-70 :
(C) Cukup
Skor 31-55 :
(D) Kurang
Skor < 30 :
(E) Sangat kurang
RUBRIK PENILAIAN SOAL NO.5 LP 1b KOGNITIF PROSES
(Tugas Kelompok)
No.
|
Unsur
Fisik dan BatinPuisi
|
Puisi
Diponegoro
|
Skor maksimal
|
Skor
Penilaian
|
|
Oleh Siswa
|
Oleh Guru
|
||||
1
|
Tema
|
10
|
|||
2
|
Diksi
|
10
|
|||
3
|
Imaji
|
10
|
|||
4
|
Kata Konkret
|
10
|
|||
5
|
Bahasa Viguratif
|
10
|
|||
6
|
Versifikasi
|
10
|
|||
7
|
Tema
|
10
|
|||
8
|
Perasaan
|
10
|
|||
9.
|
Nada
|
10
|
|||
10.
|
Amanat
|
10
|
|||
Skor Maksimal
|
100
|
Lampiran
Materi Ajar
1. Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal
dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris,
padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem.
Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa
kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam
bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui
imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka
kepada dewa-dewa.
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata yang kias atau imajinatif. Dalam menulis puisi, kata-kata harus
dipilih dengan baik agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat dan
padat, namun berkekuatan.
2.
Kemampuan Menulis Puisi
Kemampuan menulis puisi pada intinya
merupakan kegiatan mengespresikan gagasan atau pemikiran dan perasaan jiwa
seseorang yang disampaikan dalam bentuk bahasa yang disajikan dengan indah.
Bahasa dalam puisi mempunyai ciri khas, yaitu menggunakan pilihan kata yang
indah, memerhatikan kepaduan, dan menjalinnya menjadi suatu bentuk fisik yang
menarik. Penggunaan diksi dalam puisi bukan hanya berfungsi sebagai alat
penyampaian gagasan, melainkan didasari pada perasaan jiwa penulis yang
benar-benar dirasakan secara nyata, kemudian berupaya dihadirkan kepada
pembaca, sehingga menciptakan keharuan atau membangkitkan perasaan pembacanya.
3. Unsur-unsur
Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat
mengenai unsur-unsur puisi.
a) Richards (dalam
Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang
melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention),
nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata
nyata, majas, ritme, dan rima.
b) Waluyo (1987)
yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut
pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan
batin pengarang.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4)
amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme
dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat
dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan
amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata
konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.
Puisi memiliki ciri-ciri, antara lain:
- Puisi berisikan ungkapan pikiran dan perasaan
penyair yang berdasarkan pengalaman dan bersifat imajinatif.
- Dalam puisi terdapat pemadatan segala unsur kekuatan
bahasa.
- Dalam penyusunannya, unsur-unsur bahasa itu
dirapikan, diperbagus, dan diatur sebaik-baiknya dengan memperhatikan
irama dan bunyi.
- Bahasa yang digunakan bersifat konotatif.
- Puisi dibangun oleh struktur fisik (tipografi,
diksi, imaji, majas, rima, dan irama) serta struktur batin (tema, amanat,
perasaan, nada, dan suasana)
Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto
dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.
Struktur Fisik Puisi
Adapun struktur fisik puisi dijelaskan
sebagai berikut.
a) Perwajahan
puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal
tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
b) Diksi, yaitu
pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi
adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak
hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9
(sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan
semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek,
penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu),
penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis
(penggunaan kapital hingga titik).
c) Imaji, yaitu
kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba
atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan
melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
d) Kata konkret,
yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret
“salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata
kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi,
kehidupan, dll.
e) Bahasa
figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya
akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
f) Versifikasi, yaitu
menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi,
baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope
(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi
Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan
akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan
kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya
bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Struktur Batin Puisi
Adapun struktur batin puisi akan
dijelaskan sebagai berikut.
a) Tema/makna (sense);
media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna,
maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat
kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
c) Nada (tone),
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
d) Amanat/tujuan/maksud
(itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair
menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
4. Kerangka yang ada dalam penulisan
puisi terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
- Kepenyairan,
yang meliputi setiap pembicaraan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
kepenyairan, seperti hubungan penyair dengan masyarakat, dengan
orisinalitas, proses kreatif, dan sebagainya;
- Menuju puisi,
yang meliputi segala hal yang berkenaan dengan penulisan puisi, namun
belum lagi memasuki wilayah instrinsik puisi, seperti logika puisi,
komunikasi puisi, bahasa puisi, dan sebagainya;
- Menulis puisi,
yang meliputi hal teknis berkenaan dengan unsur intrinsik puisi ,seperti:
tema, pencitraan, rancang-bangun,dan sebaginya;
- Sekitar puisi,
yang meliputi hal-hal penting dalam perpuisian namun berada di luar
perpuisian, seperti: angkatan dan periodisasi, aliran-aliran, kritik
puisi, dan sebaginya.
Kunci
jawaban :
1. - Perahu Kertas karya Sapardi Djoko
Darmono
- Ballada Orang-orang Tercinta karya
WS Rendra
- Indonesia, Tumpah Darahku karya M.
Yamin
- Buah Rindu karya Amir Hamzah
- Malu Aku Jadi Orang Indonesia
karya Taufik Ismail
2. Secara
etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang
artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry
yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet,
Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari
Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet
berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir
menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa.
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata yang kias atau imajinatif. Dalam menulis puisi, kata-kata harus
dipilih dengan baik agar memiliki kekuatan pengucapan. Walaupun singkat dan
padat, namun berkekuatan.
3. Struktur fisik
puisi dijelaskan sebagai berikut.
a) Perwajahan
puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
b) Diksi, yaitu
pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi
adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak
hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata
dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
c) Imaji, yaitu
kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba
atau sentuh (imaji taktil).
d) Kata konkret,
yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya
imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
e) Bahasa
figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya
akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun
macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,
sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks,
antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
f) Versifikasi, yaitu
menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi,
baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope
(tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi
Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan
akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi
bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan.
Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma
sangat menonjol dalam pembacaan puisi.
Struktur batin
puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
a) Tema/makna (sense);
media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna,
maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
b) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat
kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.
c) Nada (tone),
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
d) Amanat/tujuan/maksud
(itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair
menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair
menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
5. Analisis Unsur-unsur Fisik dan Batin Dalam
Puisi Diponegoro dan Cintaku Jauh di Pulau karya Chairil
Anwar
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya, Th III, No. 8. Agustus 1954
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya, Th III, No. 8. Agustus 1954
Contoh jawaban
Menceritakan perasaan penyair yang
terkandung dalam puisi Diponegoro
dengan bahasa sendiri
Puisi
Diponegoro mengisahkan semangat
perjuangan dan pengorbanan para pahlawan bangsa, secara tersirat dengan jelas
pembaca jadi ikut berkobar asa dan ikut merasakan semangat para pejuang
tersebut. Tiada kata takut dan gentar para pejuang mengorbankan jiwa raga demi
satu tujuan yang mereka cita-citakan: Merdekanya tanah pertiwi agar anak-cucu
bisa hidup damai dan tentram (yang kita rasa saat ini).
Peranan Chairil Anwar dalam
puisi tersebut adalah sebagai perekam sejarah. Perang Diponegoro adalah
kejadian nyata dimana pada perang tersebut rakyat Indonesia hanya bermodalkan
tekad untuk diakui sebagai manusia yang merdeka (lawannya adalah penjajah yang
bersenjata lengkap dan didukung kemampuan militer yang kuat). Puisi-puisi
tersebut hanyalah rekonstruksi perasaan dan semangat yang berkobar pada
perang-perang tersebut, Chairil Anwar berhasil merekonstruksi perasaan dan
semangat itu dalam bentuk kata-kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar