RESUME MATA KULIAH TIK
Hafizah
No
Reg : 7316110143 Pendidikan Bahasa A
A. Sejarah Perkembangan TIK
Manusia adalah makhluk sosial,
artinya manusia hidup saling membutuhkan satu sama lain dan berkomunikasi
merupakan kebutuhan yang utama. Untuk itu, manusia menciptakan sistem dan alat
untuk berhubungan, mulai dari melukis kisah di dinding gua, isyarat menggunakan
asap atau bunyi, penulisan huruf, pengiriman surat, hingga munculnya telepon
dan internet. Alat dan sistem komunikasi yang diciptakan manusia kemudian
dikenal dengan nama Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK (Information and Communication Technology, disingkat ICT) dewasa ini
tidak hanya menjadi alat yang digunakan dalam dunia pendidikan akan tetapi
telah dipandang sebagai suatu kebutuhan. Pada saat ini kita hidup di dalam
masyarakat digital dimana penggunaan TIK telah hadir dimana-mana. TIK memainkan
peranan yang signifikan baik di dalam urusan pribadi maupun urusan pekerjaan.
Keadaan ini mendorong semua pihak untuk hidup bersama TIK dalam segala aspek
yang menuntut pola pengelolaan yang lebih baik untuk mendapatkan manfaat
positifnya.
Teknologi Informasi (TI) adalah sebuah teknologi yang dipergunakan
untuk mengelola data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dengan berbagai macam cara dan prosedur guna menghasilkan
informasi yang berkualitas dan bernilai guna tinggi, sementara Teknologi
Komunikasi (TK) adalah teknologi yang dipergunakan untuk mentransfer aneka informasi
sehingga tepat guna, tepat sasaran, dan memiliki nilai. Meski dalam praktiknya,
antara TI dan TK terkadang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Hal
ini disebutkan Lestari (2011) bahwa TIK adalah suatu padanan yang tidak
terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang
terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer informasi
antar media.
Secara umum TIK adalah semua aspek yang melibatkan teknologi,
rekayasa, dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan
pemrosesan informasi serta penggunaannya. Ada tiga komponen utama pembelajaran
yang berbasis TIK yakni komputer, multimedia, dan telekomunikasi. Penggunaan
TIK merupakan suatu model pembelajaran yang mendukung terwujudnya visi
pendidikan global (Asyhar, 2011).
Teknologi informasi dan komunikasi
ini dimulai sejak zaman pra sejarah. Bentuk awal komunikasi pada saat itu hanya
berkisar pada suara dengusan dan isyarat tangan. Kemudian diciptakan alat-alat
yang menghasilkan bunyi dan isyarat pada zaman berikutnya. Kemudian manusia
mulai menciptakan alat-alat mekanik untuk proses perhitungan, dan tidak sampai
disitu penelitan terus dilakukan untuk menemukan alat-alat yang mampu
memudahkan hidup manusia.
a. Masa Prasejarah (……s.d. 3000 SM)
Pada masa pra sejarah, manusia
berkomunikasi dengan menggambarkan informasi pada dinding-dinding gua
tentang berburu dan binatang buruannya. Manusia mulai mengenal berbagai
benda yang ada disekitarnya dan melukiskan benda tersebut pada
dinding-dinding gua untuk mewakilinya. Kemampuan bahasa mereka saat
itupun hanya terbatas pada dengusan, bahasa isyarat dan gerakan
tangan. Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat
yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang
terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan
terhadap bahaya.
b. Masa Sejarah (3000 SM s.d. 1400
M)
Perkembangan cara berkomunikasi
semakin maju pada masa sejarah, mulai dari ditemukannya abjad fonetik, kerta
sebagai media menulis, sampai pada cara mencetak buku. Salah satu perkembangan
TIK masa sejarah adalah pada tahun 305M yaitu, bangsa China yang menciptakan
mesin cetak pertama yang terbuat dari lempengan kayu ukir. Sistem pencetakkan
dilakukan dengan menggunakan blokm kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta.
c. Masa Modern (1400 M s.d. Sekarang)
Pada masa ini terjadi kemajuan yang
cukup berarti pada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pada tahun
1830 M Agusta Lady Byron menulis program komputer yang pertama bekerja sama
dengan Charles Babbage menggunakan ide mesin Analytical. Peralatan ini didesain
utntuk mampu memasukkan data, mengolah data, dan menghasilak bentuk keluaran
dalam sebauah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang
pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat
digital. Pada tahun 1837, Samuel Morse mengembangkan telegraf dan kode Morse
bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara
elektronik pada jarak jauh menggunakan kabel informasi mampu dikirim dan
diterima pada waktu yang hampir bersamaan. Penemuan ini memunginkan informasi
dapat disebarluaskan tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu. Selain itu, pada
tahun 1876, Thomas Edison menemukan mesin fotokopi pertamayang biasanya disebut
mimeograf. Pada tahun yang sama, Alexsander Graham Bell mencitakan
telepon pertama di dunia. Sedangkan, Melvyl Dewey menciptakan sistem pencatatan
katalog buku untuk pertpustakaan yang digunakan di seluruh dunia bernama Sistem
Desimal Dewey. Pesawat televisi pertama di dunia diciptakan oleh Vladimir
Kosma Xworykin pada tahun 1923. Dan perkembangan TIK yang paling mengguncang
dunia adalah mulai beroperasinya penyedia jasa pencarian informasi secara
gratis yang terbesar di dunia, yaitu google.com di tahun 1999. Google mulai beroperasi dari Amerika dan
menjangkau semua negara di dunia. Perusahaan telepon Indonesia, Telkom, mulai
memasarkan jaringan internet bernama Telkomnet Instan.
Teknologi informasi dan komunikasi
sampai saat ini terus berkembang pesat seiring dengan penemuan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, mulai dari sistem komunikasi samapai alat komunikasi yang
searah maupun dua arah (interaktif).
B. Pemanfaatan TIK sebagai Media Pembelajaran
Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang
mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti
halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di
sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antarmedia.
Dengan masuknya materi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum baru, maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu media pembelajaran. Kutipan dari Kurikulum untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yaitu agar siswa dapat dan terbiasa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap imaginatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan baru di lingkungannya · Melalui mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi.
Siswa menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif. Dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi, siswa akan dengan cepat mendapatkan ide dan pengalaman dari berbagai kalangan. Penambahan kemampuan siswa karena penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga siswa dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal, termasuk apa implikasinya saat ini dan dimasa yang akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antarmedia.
1.
Menyadarkan
siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari
Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat
2.
Memotivasi
kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan
menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri
3.
Mengembangkan kompetensi siswa dalam
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan
belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Mengembangkan
kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran
dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi,
terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5.
Mengembangkan
kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan
bertanggungjawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari-hari.
C. Pembelajaran Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh atau Distance learning
adalah pembelajaran jarak jauh berbasis
teknologi komputer . teknologi computer jarak jauh ini meliputi online
learning yang berbasis pembelajaran melalui web, e-learning yang
berbasis teknologi dalam pembelajaran. Distance learning mencakup semua
bagian dari pembelajaran berbasis komputer.
Sistem pendidikan jarak jauh
memiliki karakteristik utama keterpisahaan fisik antara pengajar dan pebelajar
yang pada umumnya mengurangi interaksi langsung antara pebelajar dengan pengajar
atau instruktur. Sejumlah institusi pendidikan jarak jauh di dunia berupaya
untuk menciptakan komunikasi yang interaktif melalui berbagai cara, misalnya
dengan mendesain bahan ajar (learning materials) sedemikian rupa sehingga dapat
digunakan sebagai sarana pembelajaran interaktif. Upaya lain yaitu menyediakan
sarana tutorial bagi pebelajar dan memanfaatkan media tertentu yang dapat
menjadi sarana interaksi antara Pengajar dan pebelajar.
Interaksi
antara pengajar dan pebelajar memegang peranan yang sangat penting dalam sistem
pendidikan jarak jauh. Dalam proses pembelajaran interaktif, komunikasi dua
arah (two ways communication) berlangsung antara Pengajar dan pebelajar.
Pengajar menyampaikan materi pembelajaran dan pebelajar memberikan tanggapan
(respon) terhadap materi pembelajaran yang diterimanya. Dalam pembelajaran
interaktif Pengajar tidak hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi juga
menerima umpan balik dari pebelajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap hasil belajar
yang telah mereka tempuh.
Dalam sistem pendidikan jarak jauh, interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Interaksi memungkinkan pebelajar mengatasi masalah yang dihadapi dalam upaya memahami materi. Interaksi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar. Selain itu, interaksi dapat digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan (remedial) pada waktu mengikuti proses pembelajaranInteraksi dapat juga digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi yang perlu dipelajari secara mendalam oleh pebelajar (elaborasi).
Dalam sistem pendidikan jarak jauh, interaksi merupakan faktor penting sebagai sarana penunjang aktivitas pembelajaran. Interaksi memungkinkan pebelajar mengatasi masalah yang dihadapi dalam upaya memahami materi. Interaksi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap hasil belajar yang dicapai oleh pebelajar. Selain itu, interaksi dapat digunakan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan (remedial) pada waktu mengikuti proses pembelajaranInteraksi dapat juga digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan materi yang perlu dipelajari secara mendalam oleh pebelajar (elaborasi).
D.
E-Learning
Electronic learning
atau yang disingkat dengan E- Learning
adalah pembelajaran berbasis
web (yang bisa diakses dari Internet). E-learning
memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri
kelas. Pembelajar bisa saja berada di Jakarta, sementara “instruktur” dan
pelajaran yang diikuti berada di kota lain bahkan di negara lain. Namun,
interaksi masih bisa dijalankan secara langsung ataupun dengan jeda waktu
beberapa saat. Jadi, pembelajar bisa belajar dari komputer di kantor ataupun di
rumah yang terkoneksi dengan Internet, sedangkan materi belajar dikelola oleh
sebuah perusahaan di Amerika Serikat, di Jepang ataupun di Inggris. Dengan cara
ini, pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat ia mengakses
ilmu yang dipelajari. Jika, pembelajaran ditunjang oleh perusahaan, maka si
pembelajar bisa mengakses modul yang dipelajarinya dengan mengkoordinasikan
waktu ia belajar dan waktu ia bekerja. Misalnya, jika pada pagi hari sampai siang
hari, ia dituntut untuk menyelesaikan pekerjaannya di kantor, maka ia bisa
menyisihkan waktu di sore hari menjelang pulang untuk belajar. Tugas-tugas yang
sehubungan dengan e-learning yang ditekuni pun bisa disesuaikan waktu
pengerjaannya dengan kesibukan pembelajar.
Menurut Soekartawi, Haryono dan
Librero, (2002) e-Learning memang
merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia.
Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua
bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’
yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning
berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika.
Jadi dalam pelaksanaannya e-learning
menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari
ketiganya.
Penggunaan E-learning
memberi kemudahan interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran.
Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur
maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi
informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun
kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat
menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta
didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun
soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan
dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).
Adapun manfaat dari
penggunaan e-Learning adalah sebagai berikut:
1. Dari Sudut Peserta
Didik
Dengan kegiatan
e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap
saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Manakala fasilitas
infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau
daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-Learning akan memberikan manfaat
(Brown, 2000) kepada peserta didik yang (1) belajar di sekolah-sekolah kecil di
daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diberikan oleh sekolahnya, (2) mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home
schoolers) untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan
oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang
komputer, (3) merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di
rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan
pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada
di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri, dan (4) tidak
tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2. Dari Sudut Guru/Dosen
Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002), beberapa
manfaat yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain adalah bahwa
guru/dosen/ instruktur dapat:
- Lebih mudah
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya
sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi
- Mengembangkan diri
atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang
yang dimiliki relatif lebih banyak
- Mengontrol kegiatan
belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat mengetahui
kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama
sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari
ulang,
- Mengecek apakah
peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari
topik tertentu
- Memeriksa jawaban peserta didik dan
memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Selain itu, manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W.
Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik
dengan guru atau instruktur (enhance
interactivity)
Apabila dirancang secara
cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi
pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama
peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya
dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan
kapan saja (time and place flexibility)
Mengingat sumber belajar
yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta
didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga
dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada
guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai
ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.
c. Menjangkau peserta didik
dalam cakupan yang luas (potential to
reach a global audience)
Dengan fleksibilitas
waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui
kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan
kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan
melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja
yang membutuhkan.
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities)
Fasilitas yang tersedia
dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang
turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga
dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan
perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di
samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula
dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas
hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina
materi pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan
bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh guru/dosen/instruktur
yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan
pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari
guru/dosen/ instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta
didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya